Postingan

1 Hari 1000 Kata

Gambar
Foto : Doc. pribadi Bismillaah, hallo teman-teman semoga ada yang berkunjung ke blog ini, biar berguna sapaan teman-teman ini, hehe. Tulisan ini merupakan awal dari agenda ‘1 Hari 1000 Kata’ selama 30 hari tercatat dari tanggal 14 Mei 2020, insyaAllaah nanti akan selesai pada tanggal 10 Juni 2020. Mohon doanya ya istiqomah. Tulisan ini berupa kisah sehari-hari, mulai dari hal-hal yang ringan, sampai pada hal yang rada berat. Tujuan awalnya sih buat menjaga dan melatih kemampuan menulis aja sih, sama berbagi kisah yang pada momen ini kita terpaksa tidak bisa bertutur banyak secara langsung dengan kawan, karena corona ini, jadi alasan banyak nganggur itu, membuat saya untuk semakin menajamkan kemampuan menulis, lebih tepatnya berbagi kisah apa yang saya alami setiap hari. Mungkin juga beberapa tulisan berisi gagasan saya tentang isu-isu sosial-budaya, termasuk sejarah darinya kita akan belajar masa lalu untuk memproyeksi masa depan 😊 . Jadi random banget mungkin pada projek pert

Memahami Ilmu Kalam, Mencipta Peradaban

Gambar
(dokumen pribadi, GO Laskar Nov. 2019) Institut Pemikiran dan Peradaban Islam (InPAS) kembali mengadakan kegiatan rutinnya yakni kajian pemikiran Islam. Pada Ahad 8 Desember 2019, kegiatan ini spesial karena membedah salah buku fenomenal yang menjadi bacaan wajib bagi mutakallam, pemikir dan filsuf muslim yakni buku Mawaqif, sebuah buku pemikiran tentang kalam yang sangat holistik untuk diketahui bagi aktivis dan seluruh muslim dalam mengatasi sikap ekstrim ( ghuluw ) dalam beragama. Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Nuruzzaman Kampus B Universitas Airlangga, menjadi semakin super spesial karena penulisnya langsung hadir yakni Ustadz Dr. Henri Shalahuddin, MIRKH., didampangi Ustadz Kholili Hasib salah satu pemikir ternama di Jawa Timur dan Direktur InPas. Kegiatan ini diikuti oleh berbagai macam latar belakang mahasiswa dari mahasiswa aktivis dakwah kampus, sampai pada mahasiswa yang menggeluti pemikiran Islam. Tidak hanya mahasiswa Universitas Airlangga saja yang mengik

Aku dan Ketiadan-ku

Gambar
Biarkan air menggenang luas, dia akan hidup pada tempat-tempat yang menerimanya, tanpa memilihnya. Biarkanlah pohon-pohon hidup tinggi menjulang, dia akan memberikan kenyamanan sekaligus mala petaka. Biarkanlah angin sepoy merayu-rayu, mengajak bercanda, menipu, ada datang dan pergi. Aku ini, sama, berupaya menyamakan, dengan tuntutan yang ada. Ada dalam ketiadaan. Kau menginginkanku, aku tak tahu apa yang kau inginkan. Aku tak mengenal diriku. Luka, kau kira aku baik-baik saja?. Semua dengan langkah-langkahnya, meluas ke berbagai tempat, masuk menusuk bagai anak panah. Bagai genang-genang air. Tak menolak takdirnya. terus menyusun hidupnya. Semua berjalan, mengakar, menjulang pohon-pohon mimpi, tak gentar, tak takut, berani salah, terus mengarah. Semua mendera rapi, menyopot bijak-bijak sakti, pelan terasa, dingin, penuh ekspektasi, angin. Mata, menyorot, takut, bukan karena bukan merasa 'abdun, takut tidak mungkin percaya, rabbi, dengan 'abdun. Sudah, cukup, ba

SUMBU PENDEK

Gambar
Mari Kita Berbicara Sumbu Pendek.            Perkembangan teknologi yg amat luar biasa ini, memudahkan kita melakukan segala hal. Termasuk dengan komunikasi. Adanya teknologi memudahkan kita untuk saling berkomunikasi. Membagikan informasi. Dan pengetahuan. Semua kemudahan itu ternyata tidak menjadikan kita semakin Arif. Mudahnya arus informasi-komunikasi memudahkan kita mempersulit (menyakiti) orang lain. Hal ini tidak lain karena kita tidak bisa mengontrol ego (nafsu) kita diruang publik. Seenakknya komentar pedas, justifikasi negatif, menulis keluh kesah keluarga, teman, dan pekerjaan (smua hal privasinya) di ruang publik.            Adanya teknologi canggih yang katanya 'memudahkan' komunikasi tidak begitu benar adanya. Ketika dihadapkan pada arus informasi yg datang pada seseorang akan menimbulkan banyak fenomena diantaranya mudah berkomentar. Berkomentar adalah hak siapapun, tapi berkomentar tanpa memahami isi informasi secara mendalam itu 'ngawur!'.